Transformator
Pada kesempatan ini saya akan berbagi celotehan menngenai
transformator yang saya dapat dari perkuliahan Teknik tenaga listrik ( Teknik
Mesin UNEJ).
Bagian-bagian transformator :
Pertama, tumpukan plat-plat baja/besi yang disusun membentuk
seperti gambar dibawah. Plat ini terdiri dari dua jenis bentuknya, bentuk plat huruf
E dan I. Masing-masing dirangkai bolak balik dalam penyusunan posisinya agar
tumpukan plat menjadi lebih kokoh. Bagian kedua adalah kumparan/lilitan kawat. Pada
transformator ini ada dua tempat kumparan dan masing-masing memiliki perbedaan
banyak lilitan/kumparan pada bagian transformatornya, yaitu kumparan
utama/primer dan kumparan/kedua sekunder. Transformator ada dua macam berdasarkan
jumlah lilitannya :
a.
Step UP yaitu jenis transformator yang memiliki
jumlah kumparan/lilitan sedikit di bagian kumparan primernya, sedangkan
kumparan sekunder (lebih banyak jumlah lilitannya).
b.
step Down yaitu jenis transformator yang memiliki jumlah kumparan/lilitan kawat banyak di bagian kumparan primernya, sedangkan kumparan sekunder (lebih sedikit jumlah lilitannya).
step Down yaitu jenis transformator yang memiliki jumlah kumparan/lilitan kawat banyak di bagian kumparan primernya, sedangkan kumparan sekunder (lebih sedikit jumlah lilitannya).
Prinsipnya Transformator sering menggunakan Arus AC, dan untuk
perumusannya adalah :
Eprimer = - Nr dɸ/dt
Esekunder = - Ns dɸ/dt
Keteterangan : N = jumlah
lilitan
dɸ = perubahan fluk magnet
Dari perumusan diatas dapat di satukan dalam satu rumus, diperoleh
:
Es/Ep = Ns/Np = K
K = Rasio Transformator
Jika Es > Ep, maka K > 1 ini adalah ciri dari Kumparan
jenis Step UP, sedangkan untuk step DOWN, jika Es < Ep dan K < 1.
Contoh perhitungan :
V masukan = 5 volt
Np = 50 kumparan
Ns = 100 kumparan
Ditanyakan : berapa Vkeluarannya ?
Jawab :
Ns/Np = I
100/50 = 2 A
Maka Vkeluaran = Vmasukan x I = 5 x 2 = 10 volt.
Pada Transformator bagian yang dililiti adalah tumpukan-tumpukan plat tipis bukan besi pejal utuh, ini dikarenakan besi pejal jika dililiti kawat dan dialiri arus, maka elektron di permukaan lebih cepat bergerak dan yang di inti/dalam lebih lambat, sehingga muncul arus PUSAR. Karena kecepatan permukaan dan dalam/inti tidak sama, ini juga dinamakan RUGI BESI. Makanya TRANSFORMATOR dibuat dari plat-plat tipis.
Transformator
Satu Fasa
Transformator merupakan
alat konversi energi listrik ke listrik. Transformator banyak
digunakan dalam bidang elektro
(Rumah-rumah, perkantoran, sekolah-sekolah dan lainnya). Dalam sistem komunikasi, transformator
digunakan pada rentang
frekuensi audio sampai frekuensi
radio dan video,
untuk berbagai keperluan. Transformator juga dimanfaatkan dalam sistem komunikasi
untuk penyesuaian impedansi agar tercapai transfer daya
maksimum. Dalam penyaluran daya
listrik banyak digunakan
transformator berkapasitas
besar dan juga
bertegangan tinggi. Dengan
transformator tegangan tinggi ini penyaluran daya listrik dapat
dilakukan dalam jarak jauh dan susut
daya pada jaringan
dapat ditekan. Di jaringan
distribusi listrik banyak digunakan transformator penurun tegangan, dari
tegangan menengah 20 kV
menjadi 380 V
untuk distribusi ke
rumah-rumah dan
kantor-kantor pada tegangan
220 V. Transformator daya
tersebut pada umumnya merupakan
transformator tiga fasa. Contohnya kita bisa liat sendiri pada tiang listrik di
sekitar rumah kita. Dtiang listrik yang paling atas ada tiga kabel yang
membentang, itu merupakan transformator tiga fasa.
Transformator
Pada Sistem Tiga Fasa
Pada sistem tiga fasa, penaikan dan penurunan tegangan dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu :
(a) menggunakan tiga unit transformator satu fasa,
(b) menggunakan satu unit transformator tiga fasa.
Transformator tiga fasa mempunyai inti dengan tiga kaki dan setiap kaki
mendukung belitan primer dan sekunder. Untuk penyaluaran daya yang sama, penggunaan
satu unit transformator
tiga fasa akan
lebih ringan, lebih murah
dan lebih efisien
dibandingkan dengan tiga
unit transformator satu fasa. Akan tetapi penggunaan tiga unit
transformator satu fasa juga mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
satu unit transformator tiga fasa. Misalnya beaya awal yang lebih rendah, jika untuk sementara
beban dapat dilayani
dengan dua unit
saja dan unit ketiga
ditambahkan jika penambahan
beban telah terjadi.
Terjadinya kerusakan pada salah
satu unit tidak
mengharuskan pemutusan seluruh penyaluran daya. Pemilihan cara mana
yang lebih baik, tergantung dari berbagai pertimbangan keadaan-khusus. Pada
dasarnyakedua cara adalah sama. Berikut ini
kita akan melihat
hubungan primer-sekunder transformator, dengan
melihat pelayanan sistem tiga fasa
melalui tiga unit transformator
satu fasa.
Hubungan ∆ −∆.
Pada waktu menghubungkan
tiga transformator satu fasa
untuk melayani sistem tiga
fasa, hubungan sekunder
harus diperhatikan agar sistem
tetap seimbang. Diagram hubungan ini diperlihatkan pada
Gb.2.10. Fasa primer
disebut dengan fasa
U-V-W sedangkan fasa sekunder disebut fasa X-Y-Z.Fasor tegangan fasa primer kita sebut
VUO , VVO, VWOdengan nilai VFP, dan tegangan fasa sekunder kita sebut
VXO , VYO ,
VZO dengan nilai VFS.
Nilai tegangan saluran (tegangan
fasa-fasa) primer dan sekunder kita sebut
VLPdan VLS. Nilai arus saluran
primer dan sekunder masing-masing
kita sebut ILP dan ILSsedang
nilai arus fasanya
IFP dan IFS . Rasio tegangan fasa
primer terhadap sekunder a V VFS FP= / . Dengan
mengabaikan rugi-rugi untuk hubungan ∆-∆ kita peroleh :
Hubungan ∆ - Y. Hubungan ini diperlihatkan pada gambar
dibawah. Tegangan fasa-fasa pimer sama dengan tegangan fasa primer, sedangkan
tegangan fasa-fasa sekunder sama dengan √3 kali tegangan fasa sekunder
dengan perbedaan sudut
fasa 30o. Dengan
mengabaikan rugi-rugi kita peroleh :
Fasor tegangan fasa-fasa sekunder
mendahului primer30o .
Hubungan Y-Y. Hubungan ini
diperlihatkan pada dibawah. Tegangan
fasa-fasa pimer sama
dengan √3 kali tegangan
fasa primer dengan perbedaan
sudut fasa 30o, tegangan
fasa-fasa sekunder sama dengan √3
kali tegangan fasa sekunder dengan perbedaan sudut fasa 30o.
Perbandingan tegangan fasa-fasa primer dan sekunder adalah :
Hubungan Y-∆. Hubungan ini
terlihat pada gambar dibawah. Tegangan
fasa-fasa pimer sama dengan
√3 kali tegangan
fasa primer dengan perbedaan
sudut fasa 30o, sedangkan tegangan fasa fasa sekunder sama dengan
tegangan fasa sekunder.
Dengan mengabaiakan rugi-rugi diperoleh :
Fasor tegangan fasa-fasa primer
mendahului sekunder30o.
Sebuah transformator
penurun tegangan 3
fasa, tegangan primernya dihubungkan
pada sumber 6600 V dan
mengambil arus 10 A. Jika rasio transformasi adalah12, hitunglah tegangan
saluran sekunder, arus saluran sekunder dan daya keluaran untuk
hubungan-hubungan berikut : (a) ∆-∆; (b)
Y-Y ; (c) ∆-Y ; (d) Y-∆.